0

Tahu, tempe berbahan baku impor

Minggu, 18 Oktober 2009

Untuk sebagian besar kita, tempe, tahu dan kecap selalu hadir dalam piring makan sehari-hari. Mungkin ada yang pernah dengar kalau produksi kedelai dalam negri sangat rendah sehingga sebagian besar kedelai yang dipakai untuk memproduksi bahan-bahan pangan ini berasal dari negara-negara yang memproduksi kedelai GMO secara massal. Jadi sadar atau tidak, bahan-bahan pangan GMO ini telah kita konsumsi sejak lama...

Saya belum melakukan riset yang mendalam mengenai berapa banyak kedelai impor yang saat ini beredar di pasaran, tapi waktu mencari informasi mengenai ini di internet saya tersandung rilis pers Mentan setahun lalu yang terus terang menurut saya agak aneh.

Tampaknya rilis ini hendak mengumumkan akan dilaksanakannya Program dan Aksi Peningkatan Produksi Kedelai Nasional Tahun 2008, tapi latar belakang yang dimuat dalam rilis ini cukup membuat sedih. Coba simak:

"Sejak tahun 1993 (produksi kedelai nasional) terus menurun, tahun 2003 tinggal 671.600 ton disebabkan gairah petani menanam kedelai turun dipicu masuknya kedelai impor harga dengan murah. Adanya kemudahan impor kedelai, bea masuk impor/tariff nol persen (0 %)."

"Sebelum tahun 1990 impor kedelai hanya dibawah 500.000 ton dengan nilai
rata-rata per tahun sebesar US$ 128 juta. Impor kedelai meningkat tajam dari
tahun ke tahun pada tahun 2000 mencapai 1,3 juta ton dengan nilai US$ 300 juta. Impor kedelai dari tahun 2000 – 2005 rata-rata 1,1 juta ton dengan nilai US$ 358 juta atau setara Rp. 3,58 triliun ( 1 US$ = Rp. 10.000,-)."

"Sebelum krisis moneter (1998) impor kedelai masih dikendalikan Bulog sebagai importir tunggal. Setelah krismon tataniaga dibebaskan importir umum bebas mengimpor kedelai. Tahun 2005 bea masuk impor kedelai dikenakan 10 %, meskipun WTO mengizinkan hingga 27 % (Bound Rate), untuk melindungi konsumen industri berbahan baku kedelai atau pengrajin tahu/tempe, pabrik kecap, tauco, susu kedelai, dll."

"Penyebab produksi kedelai yang menurun: Menurunnya gairah petani menanam kedelai karena dianggap kurang menguntungkan. Produktivitas kedelai masih rendah karena anjuran teknologi belum diterapkan secara tepat. Lemahnya permodalan petani untuk pengadaan saprodi. Benih kedelai unggul masih terbatas."

"Dukungan pemerintah belum optimal: Tekanan kedelai impor sangat kuat dengan harga yang lebih murah. Kedelai impor membanjiri pasar kedelai nasional sehingga menekan harga kedelai nasional, kedelai impor dapat membanjiri pasar kedelai dalam negeri disebabkan hal-hal sebagai berikut : Adanya pasar yang besar hingga tingkat desa, Aturan yang ada memperbolehkan hal tersebut, Adanya pihak atau institusi/organisasi yang menangani dengan baik karena mendapat insentif yang besar. Kedelai petani dari lapangan hingga ke pasar/konsumen belum tertangani dengan baik tetapi berjalan sendiri secara alami, sehingga konsumen sulit mencarinya dan harganya menjadi tinggi."

Selanjutnya silakan baca di:
http://www.sekneg.ri.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=6854&Ite\
mid=699

0 Responses to "Tahu, tempe berbahan baku impor"